Jumat, 20 Mei 2016

MITOLOGI AIR DALAM KEPERCAYAAN SUNDA








Mitologi Air dalam Kepercayaan Sunda

Dalam kamus Basa Sunda diterangkan air adala zat cair yang jatuh dari langit ketika sedang hujan. Keterangan yang sama juga tertera dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yaitu zat cair yang biasanya ada dalam sumur, sungai, danau yang bias mendidih dalam cuhu 100˚C.

Dari pandangan para Filsuf, air merupakan salasatu unsur jagat yang penting seperti dalam pandangan pilsuf Yunani, Cina dan India air memiliki peran dalam menjaga keseimbangan alam.

Air merupakan zat yang penting dalam kehidupan, sampai ada beberapa pandangan yang menyebutkan air merupakan sumber dari kehidupan. Dalam masyarakat Sunda air merupakan salah satu bentuk simbol mitologi yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu berupa yang berkaitan dengan pisik maupun non pisik.

Seperti yang tergambar dengan dijadikannya unsur air sebagai zat penyuci atau pembersih sejak dulu kala, seperti tertera dalam salah satu pupujian berikut ini

Dupi sadaya cai,
Nu sok dianggé susuci,
Éta aya tujuh rupa,
Walungan nu kahiji,
Cai laut nu kadua,
Cai sumur katiluna,
Cai ibun kaopatna,
Cai és nukalimana,
Cai nyusu nukagenepna,
Cai hujan nuka tujuhna,
Éta cai sadayana,
Sah dianggo susuci

Yang artinya air yang bias dijadikan alat penyuci ada tujuh, air sungai yang pertama, kedua air laut, ketiga air sumur, keempat air embun, kelima air es, keenam air dari mata air, ketujuh air hujan, samua air itu bias digunakan untuk mensucikan diri.

Salah satu jenis puisi lama sunda ini jelas menggambarkan bagai mana masyarak sunda sejak jaman dahulu menganggap air adalah zat yang sangat penting. Bahkan sampai dijelaskan jenis air apa saja yang bias digunakan untuk mensucikan diri. Tentu saja hal ini sangat erat kaitannya dengan kepercayaaan orang suda yang kebayakan menganut agama Islam yang di dalamnya ada berwudu atau mensucukan diri sebelum sembahyang.

Budaya sehat dalam masyarakat tradisional menyangkut tiga hal pokok

1.      Asalah penyakit, pencegahannya dan penjagaan kesehatan.
2.      Orang yang berprofesi sebagai penyembuh penyajit yang disebut dukun.
3.      Masalah obat-obatan

Dalam perspektif masyarakat Sunda ketiga hal pokok tersebut sering dikaitkan dengan adanya unsur air dan masalah-masalah yang diluar jangkauan manusia.

Dalam berbagai sumber dapat dikenali bahwa masalah kesehatan dianggap hal yang sangat penting dalam  kehidupan masyarakat sunda seperti tersirat dalam ungkapan “saur sepuh, anu utama badan walagri sarta cageur, leuwih tibatan kakayaan”  kata orang tua lebih utama sehat badan dari pada kekayaan. Hal ini juga tersirat dari sifat ideal yang didambakan masyarakat sunda yaitu cageur, bageur, bener, pinter, singer (kata cageur yang berarti sehat jasmani dan rohani menjadi kata yang pertama dibanding sifat-sifat yang lainnya) kesehatan juga dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam daur kehidupan manusia, sejak masih dalam kandungan, kemudian dilahirkan sampai mati.

Sumber sejarah Sunda berupa naskah, yaitu Sanghiyang Siksa kandang Karesian, yang diperkirakan ditulis pada abad ke 16 sudah menyebut-nyebut perlunya jampi-jampi atau mantra. Mantra atau jampi dalam masyarakat tradisional dapat merupakan usaha untuk mengusir roh halus atau mengusir penyakit. Dan biasanya media yang dijadikan untuk perantara yaitu media air dengan cara menbacakan jampi-jampi atau mantra kemudian meniupkan ke air tersebut untuk diminim, dioles, dicipratkan bahkan dijadikan campuran air mandi pada sesuatu yang dianggap terkena dampak roh halus atau penyakit.

Unsur-unsur Animisme dan Hindu benar-benar berfungsi sebelum islam masuk. Hal-hal yang bersifat gaib berpadu satu dengan kehidupan sehari-hari. Nasib baik dan buruk selalu dikaitkan dengan kehendak dari kekuatan yang tidak nampak seperti mata air, sungai, genangan air hujan, kawah, telaga, air terjun, bahkan sumur. Jadi roh-roh halus itu ada di tempat kegiatan manusia yang tidak tampak oleh manusia. Ini tersirat oleh adanya mantra-mantra yang secara turun temurun hidup dikalangan masyarakat pedesaan. Oleh sebab itu keberadaan air dalam masyarak sunda menjadi sesuatu yang dianggap tinggi nilainya.

Selain itu juga banyak paribasa (pepatah sunda) yang menjadikan air sebagai simbol perbandingan, selain itu nama air juga dipakai dalam masyarakat Sunda sebagai pelengkap nama penyakit, pelengkap nama makanan, pelengkap nama minuman bahkan air digunakan sebagai pelengkap dari penamaan suatu daérah di Jawa Barat (toponimik).

Bayaknya peran air dalam kehidupan Masyarak Sunda dikarnakan masyarakat Sunda menganggap mitologi air sebagai salasatu bentuk filsapat sunda yang memiliki karakter rendah hati, karna air selamanya tidak ada yang mengalir dari muara ke hulu, walau pun mendapat berbagai rintangan tapi air selamanya mengalir sampai ke muara. Air membawa kehidupan tanpa pernah meminta imbalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar