Perbedaan Folklor-Mitologi -Legenda
Pengertian folklor secara etimologi berasal dari kata folk dan lore. Folk artinya kolektif atau bersama-sama. Sedangkan lore menunjukkan pada proses tradisi pewarisan kebudayaan secara turun-temurun. Folklor berkembang pada masyarakat yang memiliki kesamaan cita-cita, ciri-ciri fisik, sosial dan budaya. Jadi folklore lebih menunjukkan pada kesamaan identitas dalam suatu kelompok untuk membedakannya dengan kelompok yang lain.
Mitologi lebih banyak mengandung unsur magis dan keajaiban, maka didalam menginterpretasikan peristiwa-peristiwa sangat jauh dari fakta-fakta sejarah. Dimana peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam mitologi baik yang berhubungan dengan nama tempat, nama tokoh serta tema merupakan hasil imajinasi dari pembuat cerita. Sedangkan cerita yang terkandung dalam mitologi itu sendiri adalah mengenaui uraian-uraian filsafat dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, misalnya dewa, roh suci, manusia setengah dewa, binatang suci dan sebagainya.
Legenda adalah cerita rakyat pada jaman dahulu yang masih memiliki hubungan dengan peristiwa-peristiwa sejarah serta dikisahkan dalam bentuk prosa. Selain bersifat keduniawian (sekuler), legenda juga bersifat migratoris artinya sering berpindah-pindah tempat, sehingga dapat dikenal luas pada setiap daerah.Peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita legenda dianggap benar-benar telah terjadi, sehingga merupakan sejarah kolektif yang tidak tertulis. Apabila cerita tersebut akan diangkat untuk merekonstruksi sejarah, maka bagian-bagian legenda yang mengandung unsur folk dan pralogis harus dibersihkan terlebih dahulu.
1-FOLKLOR
Pengertian folklor secara etimologi berasal dari kata folk dan lore. Folk artinya kolektif atau bersama-sama. Sedangkan lore menunjukkan pada proses tradisi pewarisan kebudayaan secara turun-temurun. Folklor berkembang pada masyarakat yang memiliki kesamaan cita-cita, ciri-ciri fisik, sosial dan budaya. Jadi folklore lebih menunjukkan pada kesamaan identitas dalam suatu kelompok untuk membedakannya dengan kelompok yang lain.
Menurut James Danandjaja, folklor adalah suatu kebudayaan suatu masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun dalam bentuk lisan, gerak isyarat dan alat bantu pengingat (mnemonic device). Folklor merupakan sebagian dari unsur kebudayaan yang penyebarannya dilakukan secara lisan dari mulut ke mulut atau dengan cara-cara lain. Sehingga folklor terdiri atas floklor lisan dan bukan lisan.
Sebagai tradisi lisan, folklor berkembang sejak masyarakat prasejarah atau praaksara sampai sekarang. Dengan demikian tradisi lisan merupakan unsur dari folklor itu sendiri, sedangkan cakupan folklor lebih luas jika dibandingkan dengan tradisi lisan. Sehingga antara jenis folklor dengan tradisi lisan memiliki perbedaan, sebagai berikut :
1. Floklor mencakup semua tradisi lisan,
tari-tarian rakyat dan nyanyian rakyat.
2. Tradisi lisan terdiri dari cerita rakyat,
teka-teki rakyat, peribahasa rakyat dan nyanyian rakyat.
Bagi sekelompok masyarakat yang memiliki kesamaan identitas, folklor memiliki fungsi sebagai berikut :
1. sebagai sistim proyeksi untuk mencerminkan angan-angan suatu kelompok tertentu.
2. sebagai
alat untuk mengesyahkan pranata-pranata sosial dan lembaga-lembaga kebudayaan.
3. sebagai
alat pendidikan terhadap anak-anak dalam menerima pewarisan kebudayaan.
4. sebagai
alat pemaksa terhadap norma-norma sosial agar dipatuhi oleh warga atau anggota
kelompok.
2-MITOLOGI
Mitologi adalah ilmu tentang kesusastraan yang mengandung konsep tentang hubungan antara proses penciptaan alam semesta dan manusia oleh para dewa serta hubungannya dengan arwah para leluhur atau pahlawan pada suatu bangsa. Cerita yang terdapat dalam mitologi disampaikan dalam bentuk prosa dengan mengambil tokoh para dewa atau manusia setengah dewa, yang dianggap benar-benar telah terjadi.
Karena cerita dalam mitologi lebih banyak mengandung unsur magis dan keajaiban, maka didalam menginterpretasikan peristiwa-peristiwa sangat jauh dari fakta-fakta sejarah. Dimana peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam mitologi baik yang berhubungan dengan nama tempat, nama tokoh serta tema merupakan hasil imajinasi dari pembuat cerita. Sedangkan cerita yang terkandung dalam mitologi itu sendiri adalah mengenaui uraian-uraian filsafat dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, misalnya dewa, roh suci, manusia setengah dewa, binatang suci dan sebagainya.
Berdasarkan asal-usulnya, adanya dua macam mitologi yang tersebar dalam masyarakat Indonesia. Mitologi asli Indonesia biasanya mengisahkan tentang terjadinya alam semesta, susunan para dewa, dunia kedewataan, terjadinya manusia pertama, tokoh pembawa kebudayaan dan terjadinya bahan makanan pokok, seperti beras. Contohnya adalah cerita tentang Dewi Sri sebagai keturunan para dewa yang menjelma dibumi menjadi padi. Nyai Roro Kidul yang dihubungkan dengan kerajaan Mataram Islam, Joko Tarub yang beristrikan seorang bidadari.
3-LEGENDA
Legenda adalah cerita rakyat pada jaman dahulu yang masih memiliki hubungan dengan peristiwa-peristiwa sejarah serta dikisahkan dalam bentuk prosa. Selain bersifat keduniawian (sekuler), legenda juga bersifat migratoris artinya sering berpindah-pindah tempat, sehingga dapat dikenal luas pada setiap daerah. Adapun cerita-cerita yang terdapat didalam legenda pada umumnya berisi tentang petuah atau nasehat mengenai sifat dan kerakter manusia yang berhubungan dengan kebaikan dan kejahatan. Sehingga petuah-petuah yang terdapat didalam legenda perlu diwariskan pada generasi penerusnya agar dapat dijadikan pedoman
Peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita legenda dianggap benar-benar telah terjadi, sehingga merupakan sejarah kolektif yang tidak tertulis. Apabila cerita tersebut akan diangkat untuk merekonstruksi sejarah, maka bagian-bagian legenda yang mengandung unsur folk dan pralogis harus dibersihkan terlebih dahulu.
Legenda terdapat pada setiap kebudayaan, bahkan jumlahnya lebih banyak jika dibanding dengan mitologi. Karena cerita yang terdapat pada legenda itu sendiri berhubungan dengan adat-istiadat, kepercayaan setempat, cerita kepahlawanan dan yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Oleh karena itu sekelompok masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan memiliki legenda tersendiri. Sebagai contoh legenda Sangkuriang yang memiliki hubungan erat dengan terbentuknya gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Pada setiap daerah memiliki legenda-legenda tersendiri, seperti Legenda Ken Arok, Legenda Panji, Legenda Nyi Rara Kidul, Legenda Sangkuriang, Legenda Wali Songo, Legenda si Malin Kundang, Legenda si Pitung dan Legenda Sarif Tambakyoso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar